Langsung ke konten utama

Pengertian Pesikologi Sastra

- ما علم أدب النفسي ؟
2- ما الفرق بين أدب النفسي و سكولوغي اجتماعي ؟
3. Mengapa psikologi sastra berkembang lebih lambat dibanding sosiologi sastra ? jelaskan dan berikan contoh aliran sastra yang anda ketahui !
Jawaban :
1. Ilmu psikologi sastra adalah adalah ilmu yang membahas tentang dua cabang ilmu yang berkaitan yaitu sastra dan psikologi. Psikologi adalah kajian menguraikan kejiwaan dan meneliti alam bawah sadar pengarang. Sedangkan Hubungan antara sastra dan psikologi karena munculnya istilah psikologi sastra yang membahas tentang hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, misalnya karakter tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan kondisi psikologis yang dibangun oleh pengarangnya.
Psikologi adalah suatu seni yang biasanya menyajikan situasi yang terkadang tidak masuk akal dan suatu kejadian-kejadian yang fantastik. Psikologi dapat mengklasifikasikan pengarang berdasarkan tipe psikologi dan fisiologinya. Mereka bisa menguraikan kelainan jiwanya, bahkan meneliti alam sadarnya. Bukti-bukti itu diambil dari dokumen di luar sastra atau dari karya sastra itu sendiri. Banyak karya besar yang menyimpang dari standar psikologi, karena kesesuaian hasil karya dengan kebenaran psikologis belum tentu bernilai artistik. Pemikiran psikologi dalam karya sastra tidak hanya dicapai melalui pengetahuan psikologi saja. Namun pada kenyataannya atau pada kasus-kasus tertentu pemikiran psikologi dapat menambah nilai estetik atau keindahan karena dapat menunjang koherensi dan kompleksitas suatu karya.


2. Perbedaan Antara Psikologi sastra Dan Sosiologi sastra Adalah:
Psikologi sastra adalah suatu seni yang biasanya menyajikan situasi yang terkadang tidak masuk akal dan suatu kejadian-kejadian yang fantastik. Psikologi dapat mengklasifikasikan pengarang berdasarkan tipe psikologi dan fisiologinya. Mereka bisa menguraikan kelainan jiwanya, bahkan meneliti alam sadarnya. Bukti-bukti itu diambil dari dokumen diluar sastra atau dari karya sastra itu sendiri. Banyak karya besar yang menyimpang dari standar psikologi, karena kesesuaian hasil karya dengan kebenaran psikologis belum tentu bernilai artistik. Pemikiran psikologi dalam karya sastra tidak hanya dicapai melalui pengetahuan psikologi saja. Namun pada kenyataannya atau pada kasus-kasus tertentu pemikiran psikologi dapat menambah nilai estetik atau keindahan karena dapat menunjang koherensi dan kompleksitas suatu karya.
Sedangkan sosiologi sastra adalah Telaah untuk (a) berkomitmen dengan apresiasi sastra yang menyertakan baik unsur-unsur intrinsik seperti tema, alur, karakterisasi, gaya bahasa, setting maupun unsur-unsur ekstrinsik yang mencakup faktor/aspek-aspek sosial dan budaya.
Sosiologi sastra merupakan interdisipliner sosiologi dan studi sastra. Objek telaahnya yang pokok bertumpu pada unsur ekstrinsik sebab unsur intrinsik hanya berfungsi pelengkap. Sosiologi sebagai ilmu sosial semula ajaran filosofi yang berorientasi Helenisme/ Yunani kemudian dirintis oleh Auguste Comte (1798-1857) menjadi ilmu sosiologi sociologie, sociology merupakan ilmu pengetahuan yang tugasnya mempelajari pelbagai persekutuan hidup, pranata/ institusi sosial, hubungan antaranggota dan antarkelompok masyarakat, beserta tenaga/kekuatan yang menimbulkan perubahan masyarakat. Pada intinya mengkaji makhluk sosial dalam peri kehidupannya.

3. Penyebab psikologi sastra berkembang lambat dibandingkan sosiologi sastra karena ada beberapa pengaruh diantaranya dalam pokok pembahasan atau dalam segi obyek. Dalam psikologi sastra membutuhkan kepekaan atau pemahaman sekilas tentang ilmu kejiwaan dan perasaan, dalam kajiannya lebih menekankan segi pembahasan yang tidak masuk akal atau fantasi, penjiwaan dalam setiap karakter dan jika seorang yang ingn lebih dalam mempelajarinya maka dibutuhkan kepekaan dan rasa yang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangannya. Dibandingkan kajian ilmu sosiologi sastra yaitu obyeknya langsung mengkaji dalam lingkungan masyarakat dan mempelajari pelbagai persekutuan hidup, pranata/ institusi sosial, hubungan antaranggota dan antarkelompok masyarakat, beserta tenaga/kekuatan yang menimbulkan perubahan masyarakat. Pada intinya mengkaji makhluk sosial dalam peri kehidupannya.
Contoh-contoh aliran sastra fungsionalisme faham yang menitik beratkan pada fungsi, dalam arti adanya timbal balik antara karya sastra dengan struktur masyarakat.
Aliran strukturalisme adalah aliran sastra yang menitik beratkan pada susunan suatu karya sastra.
Aliaran asosianisme adalah aliran sastra yang lebih menitik beratkan pada pemahaman antara dua macam pemahaman indrawi, dan perubahan maknanya karena persamaan sifat.
Aliran romantisisme adalah aliran sastra yang menekankan rasa pada hayal, kecenderungan perasaan dan sikap, mengenangkan masalalu yang dianggap baik dan indah, dan menyesalkan perkembangan-perkembangan masyarakat modern sekarang yang dianggap kurang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LITERARY HISTORY TIMELINE OF ARABS

LITERARY HISTORY TIMELINE OF ARABS "Mu'allaqat" (5##) zaman jahiliyah "Mufaddaliyat" (5##) zaman jahiliyah Zuhayr/Zuhair ibn Abi Sulma (520) zaman jahiliyah Imrul Kais/ Imru Al-Qais (5##): "Qasida Odes" (5##) zaman jahiliyah Abid ibn al-Abras (5##): "Diwan" (5##) zaman jahiliyah Tarafah ibn al 'Abd ben Sufyan ben Malik al Bakri/ Tarafa (5##): "Diwan" (5##) zaman jahiliyah Ziyad ibn Muawiyah al-Nabigha al-Dhubyani (535): "Poems" (604) zaman jahiliyah Maymun ibn Qays al-A'sha (5##): "Poems" (6##) zaman jahiliyah Abu Aqil Labi-d ibn Rabi-'ah Labid (560): "Poems" (6##) zaman jahiliyah Antarah ibn Shaddad (580): "Poems" (6##) zaman jahiliyah Adi ibn Zayd (5##): "Poems" (60#) zaman jahiliyah Umayya ibn Abi's-Salt (5##): "Poems" (60#) zaman jahiliyah Tumadir bint Amru al-Harith bint al-Sharid Al-Khansa (6##): "Funeral Elegies" (6##) +

Aliran sastra Realisme

Aliran realisme  ialah aliran yang ingin mengemukakan kenyataan, barang yang lahir (lawan batin). Sifatnya harus obyektif karena pengaranag melukiskan dunia kenyataan. Segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tak kurang tak lebih. Rasa simpati dan antipati pengarang terhadap obek yang dilukiskannya, tak boleh disertakannya. Dengan perkataan lain, pengarang dalam ceritanya itu tidak ikut bermain, dia hanya penonton yang obyektif. Kalau aliran realisme melukiskan apa yang tampak, yang nyata, maka seniman ekspresionisme merasakan apa yang bergejolak dalam jiwanya. Pengarang ekspresionisme menyatakan perasaan cintanya, bencinya, rasa kemanusiaannya, rasa ketuhanannya yang tersimpan di dalam dadanya. Baginya, alam hanyalah alat untuk menyatakan pengertian yang lebih tentang manusia yang hidup.